Suatu hari, Ohar dan temannya bermain bersama. Tiba-tiba, ada seekor capung terbang di dekat mereka.
“Eh, ada capung, tangkap, tangkap!” teriak Ohar kepada temannya.
Mereka bergegas berusaha menangkap capung tersebut. Setelah satu capung tertangkap, mereka berusaha menangkap capung lain yang terbang di dekatnya juga hingga didapatkan tiga ekor capung.
Mereka memainkan capung itu. Tiba-tiba, Ohar berkata, “Eh … kalo digoreng, rasanya gimana ya?”
Temannya berkata, “Iya ya … cobain yuk!”
“Ayo … ayo …!”
Mereka pun bergegas menggoreng ketiga ekor capung itu. Sebelum digoreng, sayap capung itu dipatahkan oleh mereka terlebih dahulu. Setelah, kering, mereka memakannya.
“Huekk … gak enak!” Ohar bergegas memuntahkan seekor capung yang baru dimakannya karena merasa rasanya tidak enak.
“Ya ya …,” temannya pun bergegas memuntahkannya kembali.
Dari cerita di atas, dapat terlihat bahwa rasa penasaran seorang anak kecil sangatlah tinggi. Mereka yang baru sebentar mengenal alam semesta ini tentunya ingin mengetahui banyak hal yang menurut mereka baru. Untuk memuaskan rasa penasarannya itu, sering seorang anak melakukan hal-hal yang tidak terduga dan terkadang membahayakan atau melakukan hal yang seharusnya tidak boleh dilakukan.
Hal yang dilakukan Ohar dan temannya itu tentulah hal yang tidak boleh dilakukan karena mereka telah membunuh binatang yang tidak membahayakan dengan cara yang kejam. Yaitu, dengan memotong sayap-sayapnya dan menggorengnya hidup-hidup. Jangan sampai hal seperti ini dilakukan oleh anak-anak Anda.
Dalam mengantisipasi hal itu, tugas kitalah sebagai orang dewasa (terutama keluarganya) untuk membimbingnya dalam proses pengenalan alam semesta ini. Mengajarkan kepada mereka hal-hal yang boleh dan tidak boleh dilakukan. Membimbing mereka agar mencintai alam semesta dan segala isinya. Menumbuhkan rasa kasih sayang dalam diri mereka terhadap sesama manusia dan makhluk lainnya (pepohonan dan binatang). Selain itu, jangan lupa juga bahwa kita perlu memberitahu mereka hal-hal yang dapat membahayakan dirinya dan orang lain.
Jangan lupa pula bahwa lingkungan sangat bepengaruh terhadap perkembangan kejiwaan anak. Ciptakanlah lingkungan keluarga yang kondusif, penuh kasih sayang, kedamaian, dan lakukanlah kebiasaan-kebiasaan baik karena anak-anak cenderung mengikuti apa yang dilihatnya dari perilaku orang-orang dewasa di rumah.
Lingkungan teman-temannya pun wajib dipantau. Kita harus memastikan bahwa hal-hal yang dilakukan oleh anak-anak dengan temannya adalah hal-hal yang berpengaruh baik terhadap kejiwaannya. Sebisa mungkin, jangan biarkan anak-anak kita bermain tanpa pantauan orang dewasa (yang mengerti bagaimana cara mendidik anak).
Jika kita sudah berusaha sebaik mungkin, semoga tujuan kita untuk menciptakan generasi yang berkualitas dapat tercapai.
Senin, 02 November 2009
Langganan:
Posting Komentar (Atom)
wah udah pantes jadi ibu nih.... ayo kapan atuh....????
BalasHapus